KRISIS BERKEPANJANGAN, INDONESIA
SEMPOYONGAN
Greenomics
Indonesia mengingatkan tingginya potensi ancaman terhadap sektor ekonomi dan
keuangan di dalam negeri menyusul tingginya ketidakpastian krisis keuangan
global.
Krisis
keuangan global sedikitnya memberikan potensi ancaman kepada Indonesia antara
35,08 persen hingga 76,79 persen dari nilai produk domestik bruto (PDB)
Indonesia berdasarkan harga yang berlaku 2007, kata lembaga riset itu dalam
siaran persnya di Jakarta, Selasa (4/11).
Menurut
Greenomics, potensi ancaman tersebut diperkirakan bisa terjadi dalam satu dua
tahun ke depan, jika dampak krisis keuangan global semakin memburuk.
Ancaman
itu berasal dari enam komponen tanpa memperhitungkan komponen lain seperti
meningkatnya beban kewajiban pembayaran pokok utang dan bunga utang pemerintah,
utang luar negeri swasta perbankan, potensial capital outflow dari simpanan
masyarakat yang tidak dijamin pemerintah serta ptensi kerugian dari aktivitas
pasar saham, kata Greenomics.
Krisis keuangan global, kata lembaga tersebut, diperkirakan dapat menimbulkan kondisi kredit macet dalam hal pinjaman luar negeri sektor swasta pada 10 sektor ekonomi utama yang mencapai 51,98 miliar dollar AS. Krisis keuangan ini jelas sangat mengancam akibat terjadinya pelambatan sektor riil.
Krisis keuangan global, kata lembaga tersebut, diperkirakan dapat menimbulkan kondisi kredit macet dalam hal pinjaman luar negeri sektor swasta pada 10 sektor ekonomi utama yang mencapai 51,98 miliar dollar AS. Krisis keuangan ini jelas sangat mengancam akibat terjadinya pelambatan sektor riil.
Kondisi
ini tentu berimbas buruk terhadap kemampuan sektor swasta untuk membayar pokok
utang dan bunga utang dari pinjaman luar negeri. Tingginya tingkat kepastian
terhadap pemulihan krisis keuangan global tentu mengancam terjadinya kegagalan
pembayaran utang dalam jangka waktu tidak menentu.
Secara
langsung posisi itu menyebabkan nilai ekspor nonmigas Indonesia berpotensi
melorot mengingat 10 sektor ekonomi utama tersebut berperan sangat tinggi
seperti industri pengolahan, industri berbasis sumber daya alam dan
perdagangan.
Krisis
keuangan global menciptakan tingginya tingkat ketidakpastian sektor keuangan
tak terkecuali di Indonesia. Kondisi tersebut semakin meningkatkan tren
penarikan dana asing yang ditempat di SBI dan SUN.
Melihat
skala potensi ancaman itu, anggaran Rp10 triliun dalam rangka penanggulangan
dampak perlambatan ekonomi global dan pemulihan sektor riil tentu sangat jauh
dari memadai.
Sumber
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar